Tuesday, June 19, 2012 

Kick Andy, Hari Suporter dan Jejak-Jejak Sejarah

Oleh : Bambang Haryanto
Email : humorliner (at) yahoo.com



"Saya suka mengamati contrail, aliran gas buang berwarna putih yang ditinggalkan oleh pesawat jet. Ia merupakan jejak sementara yang tergurat di pasir dan kemudian sinar matahari akan menghapusnya untuk selamanya.

Pergilah ke Montana dan mungkin Anda akan menemukan bekas-bekas jejak kaki dinosaurus yang tertoreh sejak ribuan tahun yang lalu."

Awal tulisan yang menarik dari Seth Godin dalam blognya. Ia membicakan topik universal dan menarik, tentang macam apa warisan yang kita tinggalkan sesudah nanti kita tiada.

"Sepanjang hari kita menulis email, men-twit atau membubuhkan tanda like, sementara orang lain berkarya secara lebih konkrit. Adakah sesuatu jejak yang bakal Anda tinggalkan dari hidup Anda ?"

Sebagai suporter sepakbola, saya berusaha ikut pula meninggalkan sesuatu jejak sejak sepuluh tahun lalu. Ketika bergabung dalam Pasoepati di tahun 2000 bersama Mayor Haristanto. Saya kemudian menulis pandangan, cita-cita dan juga gagasan tentang suporter sepakbola. Menulis di surat kabar, tabloid, milis dan juga blog.

Tanggal 12 Juli 2000, saat berlangsungnya pertemuan kelompok suporter di kantor redaksi Tabloid BOLA, saya mencetuskan hari itu sebagai Hari Suporter Nasional. Tahun 2002, impian saya tentang masa depan suporter sepakbola memenangkan The Power of Dreams Contest 2002 yang diselenggarakan oleh Honda Prospect Motor.


Jejak belum terkubur. Karena harus bekerja di perusahaan Internet di Jakarta, akhir tahun 2001 saya undur dari kegiatan di Pasoepati di Solo. Ternyata di Jakarta, sampai tahun 2002, masih ada tugas menanti. Berkiprah membidani lahirnya Asosiasi Suporter Sepakbola Indonesia (ASSI). Bahkan didaulat untuk menjabat sebagai Sekretaris Jenderal.

Sesudahnya, saya pensiun. Tetapi tetap menulis di blog ini. Bahkan masih sempat mendukung timnas dalam final Piala Tiger 2004/2005, baik di Jakarta atau pun di Singapura.

Foto menunjukkan komentar saya yang dimuat di surat kabar utama Singapura, The Straits Times (17/1/2005). Mayor juga pensiun dari kegiatan suporter, walau dengan wadah Republik Aeng Aeng  ia masih sering bersinggungan untuk beraktivitas-ria bersama anak-anak Pasoepati di Solo.

Jejak lama saya itu, syukurlah, masih ada yang mau mengingat. Pada tanggal 10 Maret 2009, Arista Budiyono, sekretaris Pasoepati Jabodetabek, punya ide brilyan. Ia telah menulis surat ke penanggung jawab acara pamer cakap Kick Andy, agar acara populer itu menampilkan pentolan suporter dan pencinta sepakbola dengan kreasinya untuk menggairahkan dunia sepakbola.

Surat Arista Budiyono itu dia pajang di blognya sendiri, berjudul :  Suporter Menendang Kick Andy. Ia mengusulkan nama-nama sineas Andibachtiar "Ucup" Yusuf, Yuli Soempil Sugiarto (dirijen Aremania), Bambang Haryanto, Mayor Haristanto, Yan Tuheryanto (Singa Mania) dan situs Ongisnade.net.

Surat Arista itu tidak terkubur di arsip Kick Andy, tetapi menunggu dibangkitkan pada momen yang tepat.

Testimoni seorang Ibu. Momen itu hadir ketika wajah sepakbola kita harus menitikkan air mata. Yaitu ketika ada penggemar, yang merupakan roh sekaligus pendukung industrinya, tewas karena tingkah kebrutalan suporter brandal yang dibelit oleh fanatisme sempit.

Pada pertandingan Persija Jakarta melawan Persib Bandung di Gelora Bung Karno Senayan, Minggu, 27 Mei 2012, memakan korban dengan tewasnya Lazuardi (28), Rangga Cipta Nugraha (22) dan Dani Maulana (17). Pengeroyoknya berjumlah enam orang yang merupakan suporter The Jakmania telah tertangkap dan menanti untuk disidangkan.

Terenggutnya nyawa suporter sepakbola itu telah mendorong tayangan pamer cakap Kick Andy dari MetroTV untuk membicarakannya. Mengulik akar permasalahan dan menyerap aspirasi dari pelbagai fihak untuk memperoleh solusinya. Sebagian besar nama yang diusulkan dalam email Arista Budiyono tiga tahun lalu yang kemudian menjadi nara sumber.


Nara sumber Kick Andy Show : Fanatisme Berujung Maut (22 Juni 2012), Nara sumber ki-ka : Cakra Wibawa dan ibunya Iip Saripah, Mayor Haristanto, Yuli Soempil Sugiarto (berkacamata hitam), Bambang Haryanto dan Andibachtiar Yusuf 

Nara sumberDari kiri ke kanan : Cakra Wibawa (adik almarhum Rangga Cipta Nugraha), Ibu Iip Saripah (ibu Rangga), Mayor Haristanto, Yuli Soempil Sugiarto (bertopi), Bambang Haryanto dan Andibachtiar "Ucup" Yusuf.

Dalam mimbar itu Ibu Iip Saripah mengatakan : "Keluarga memang sudah mengikhlaskan kepergian Rangga. Tapi, cara kepergian yang seperti itu kami masih tidak bisa terima. Kami minta pihak yang berwajib mengusut tuntas kasus penganiayaan yang menyebabkan tewasnya Rangga.”


Kick Andy Show 22 Juni 2012 : Fanatisme Berujung Maut, Nara sumber ki-ka : Andibachtiar Yusuf, Yuli Soempil Sugiarto, Cakra Wibawa & Ibu Iip Saripah, Bambang Haryanto dan Mayor Haristanto. Audien acara Kick Andy Show (kanan bawah)  

Suasana kental bernuansa sepakbola. Sineas Andibachtiar "Ucup" Yusuf, Yuli Soempil Sugiarto, Cakra Wibawa dan Ibu Iip Saripah, Bambang Haryanto, Mayor Haristanto, dan penonton yang bersemangat.

Pada segmen terakhir, Mayor dan saya berusaha membuat studio Kick Andy layaknya suasana pertandingan di stadion sepakbola. Kami menggugahdan mengubah mereka menjadi  dengan suporter sepakbola yang bergairah, rileks, damai, bergembira dengan yel-yel dan lagu-lagu pemacu semangat yang bergelora.


Bambang Haryanto dan Mayor Haristanto dalam acara Kick Andy, 22 Juni 2012, Bambang Haryanto dan Mayor Haristanto dalam acara Kick Andy, 22 Juni 2012 

Duta suporter damai dan kreatif dari Solo. Saya dan Mayor, tampil di segmen terakhir. Kami berdua seolah harus menaiki mesin waktu, surut ke belakang di tahun 2000 guna membongkar-bongkar cerita dan kenangan saat Pasoepati berdiri dan mencari bentuk. Saat itu saya menggores sebuah tagline atau semboyan "Revolusi Citra Baru Suporter Indonesia."

Nara sumber yang tidak kalah penting dalam acara Kick Andy kali ini adalah dosen Sosiologi Universitas Gajah Mada (UGM), Muhammad Najib Azca, Ph.D. "Saya hanya menyumbang sedikit bagian penutup, melihat isu rusuh suporter sebagai  bagian budaya anak muda perkotaan yang dihimpit oleh sistem sosial yang tidak ramah," tulis beliau dalam obrolan di akun Facebooknya.

Saya berdua baru bertemu menjelang naik panggung, tetapi kimianya cocok, seolah kami merupakan teman lama. Itu terbukti ketika saya perkenalkan bahwa Mayor adalah lulusan Ilmu Pemerintahan UGM, yang bernaung pada fakultas yang sama dengan Mas Najib.

Sementara beliau adalah pembimbing dan penguji skripsi sobat saya, Aji Wibowo (yang bertopik suporter sepakbola ; Aji kini redaksi majalah fans Liverpool FC, Walk On, di Jakarta).  Dalam proses penulisan skripsi Aji melakukan korespondensi via email dengan saya.

Jejak langkah kami berdua, malam itu kami torehkan lagi. Di panggung acara Kick Andy. Mendengar pendapat Mas Najib Azca bahwa apa yang kami berdua gagas dan kerjakan selama ini sebaiknya direplikasikan kepada kelompok-kelompok suporter lain di Indonesia, barangkali itu menjadi mimpi berikutnya yang menantang untuk direalisasikan.

Tentu saja saya, Mayor, atau kami berdua, dalam mewujudkan mimpi itu tidak bisa melakukannya secara sendirian. Semua sobat saya suporter sepakbola Indonesia, harus juga mengambil prakarsa.

Semua itu dapat dimulai, seperti harapan penutup saya dalam acara itu dengan tekad : "Jadikanlah kita semua sebagai energi positif bagi dunia suporter sepakbola dan sepakbola Indonesia."

Insya Allah, jejak kita semua bukan seperti nasib asap pesawat jet yang melintas di angkasa. Yang mudah menghilang dalam waktu cepat dan dilupakan oleh sejarah.


Wonogiri,19-20 Juni 2012
 

Labels: , , , , , , , , , , ,

Tuesday, June 12, 2012 

Suporter-Suporter Yang Melupakan Sejarah


Oleh : Bambang Haryanto
Email : humorliner (at) yahoo.com



Purwo Adi Utomo.
Lazuardi.
Rangga Cipta Nugraha.
Dani Maulana.

Anda masih mengingat nama-nama itu ? Juga peristiwa yang terkait dengan diri mereka ? Sekaligus apakah hal tersebut  mampu menjadi sesuatu makna, bahkan pegangan prinsip Anda sebagai suporter sepakbola Indonesia ?

Purwo Adi Utomo, pelajar klas III SMK Negeri 5 Surabaya, tewas terinjak-injak dalam peristiwa kerusuhan suporter Bonek versus aparat keamanan seusai laga Persebaya melawan Persija Jakarta dalam lanjutan IPL di Stadion Gelora 10 Nopember, Tambak Sari, Surabaya (3/6/2012).

Lazuardi (29), Rangga Cipta Nugraha (22) dan Dani Maulana (16) darahnya mengalir meresapi bumi setelah dianiaya suporter Persija Jakarta usai laga klasik yang panas antara Persija Jakarta dan Persib Bandung dalam lanjutan ISL, Minggu (27/5/2012) di stadion Gelora Bung Karno.

lazuardi bin yahya

Tetapi apakah Anda juga masih ingat nama  Suhermansyah ? Beri Mardias ?  Juga nama Fathul Mulyadin ?

Boleh jadi Anda tidak lagi mengingat siapa mereka. Boleh jadi semua nama-nama di atas mungkin dalam hitungan minggu atau bulan, langsung menghilang  selamanya dalam ingatan publik sepakbola Indonesia. Juga peristiwa yang membuat mereka terenggut nyawanya, akan mudah pula kita lupakan. Apalagi esensinya.

Catatan hitam wajah kita. Bangsa Indonesia, apalagi suporter  dan juga publik sepakbolanya, nampaknya tidak suka atau tidak memiliki tradisi untuk mencatat beragam peristiwa sepakbola yang terkait dengan diri masing-masing.

Masihkah Anda ingat nama Mursyid Effendi, si pelaku sepakbola gajah dalam perempat-final Piala Tiger 1998, 31 Agustus 1998, di Hanoi, Vietnam ? 

Peristiwa hitam itu terjadi ketika tim Thailand yang melawan Indonesia, yang  sama sekali tidak menggubris etika dan  roh olahraga itu sendiri, yaitu sportivitas, dengan justru berusaha mati-matian agar tim mereka memperoleh kekalahan pada akhir  pertandingan. Tujuannya, agar mereka terhindar  untuk bertemu dengan  tuan rumah di semi-final. 

Saat skor menunjukkan 2-2 pada masa perpanjangan waktu, pemain Indonesia, Mursyid Effendi, sukses menembak ke arah gawangnya sendiri. Kiper Indonesia saat itu tidak berusaha menepis. Tetapi justru banyak para pemain Thailand  yang berusaha menjaga gawang timnas Indonesia agar tidak kebobolan.

Peristiwa kelam menimpa sepakbola yang paling mutakhir adalah dibantainya timnas Indonesia oleh Bahrain dalam kualifikasi Piala Dunia 2014 di Stadion Nasional Bahrain (29/2/2012) . Skornya : 10-0.  Publik sepakbola dunia, khususnya Asia, menilai  pertandingan di Stadion Nasional Bahrain itu merupakan lelucon terburuk di era sepak bola modern sekarang ini.

Ada lima catatan  terkait “lelucon buruk” itu, antara lain : Indonesia menurunkan skuat muda di kualifikasi Piala Dunia, wasit memberi penalti untuk Bahrain saat laga baru berusia tiga menit, wasit mengganjar kartu merah untuk kiper Indonesia di menit ketiga, wasit menghadiahi penalti untuk Bahrain sebanyak lima kali dan Bahrain mencetak 10 gol.

Jangan amnesia. Sebagai publik sepakbola dan  insan pembelajar yang memiliki kepribadian untuk terus berkembang, hal-hal buruk yang terjadi dalam dunia sepakbola kita tidak seyogyanya mudah untuk kita lupakan begitu saja.

Kita harus mencatatnya. Demikian juga ketika kita merasakan suatu kegembiraan. Kita harus mencatatnya pula. Bisa di buku harian, syukur-syukur di blog, sehingga apa yang kita pikirkan dan rasakan tentang suatu beragam momen sepakbola dalam hidup kita itu dapat diabadikan. Dapat dibagikan.

Kelihatannya tindakan mencatat itu sebagai hal yang kecil, remeh-temeh dan tidak penting. Tetapi di sinilah terletak esensi bila Anda ingin menjadi suporter sepakbola yang tidak melupakan sejarah.

Almarhum Steve Jobs (1955-2011), pendiri Apple dan tokoh visioner, dalam pidatonya yang terkenal di depan wisudawan Universtas Stanford tahun 2005 memiliki tamsil menarik tentang “connecting the dots,” menghubungkan titik-titik. Ia bercerita, sesudah drop out dari kampusnya, Jobs menekuni kursus kaligrafi.

Saya belajar jenis-jenis huruf serif dan san serif, membuat variasi spasi antar kombinasi kata dan kiat membuat tipografi yang hebat. Semua itu merupakan kombinasi cita rasa keindahan, sejarah dan seni yang tidak dapat ditangkap melalui sains. Sangat menakjubkan.

Saat itu sama sekali tidak terlihat manfaat kaligrafi bagi kehidupan saya. Namun sepuluh tahun kemudian, ketika kami mendisain komputer Macintosh yang pertama, ilmu itu sangat bermanfaat. Mac adalah komputer pertama yang bertipografi cantik. Seandainya saya tidak DO dan mengambil kelas kaligrafi, Mac tidak akan memiliki sedemikian banyak huruf yang beragam bentuk dan proporsinya.”

Pribadi naik divisi.  Simpul Steve Jobs : “Anda tidak akan dapat merangkai titik dengan melihat ke depan; Anda hanya bisa melakukannya dengan merenung ke belakang. Jadi, Anda harus percaya bahwa titik-titik Anda bagaimana pun akan terangkai di masa mendatang. Anda harus percaya dengan intuisi, takdir, jalan hidup, karma Anda, atau istilah apa pun lainnya. Pendekatan ini efektif dan membuat banyak perbedaan dalam kehidupan saya.”

Sahabatku, para suporter sepakbola, bila Anda rajin membuat catatan selama menjadi suporter sepakbola, itulah titik-titik jelas yang akan bermakna bila kelak Anda berhasil menghubung-hubungkannya di masa depan. Anda bebas menuangkan galau atau gelora Anda. Anda dapat melakukan "pembunuhan" sebanyak apa pun terhadap suporter lawan, tanpa Anda atau mereka harus mengalami cedera.

Salurkan energi-energi destruktif Anda dalam bentuk tulisan -- di mana dengan berjalannya waktu ia ibarat kerikil yang menyakiti kerang dalam cangkangnya. Kerikil itu pula yang kelak akan menjadi mutiara.

Tim yang Anda dukung mungkin prestasinya begitu-begitu saja, tetap memble, atau pun meraih juara, tetapi di masa depan itu, percayalah, Anda akan hadir sebagai pribadi dengan kelas yang telah naik sekian divisi.


Wonogiri, 12 Juni 2012
Catatan menjelang memenuhi undangan Kick Andy Show untuk ikut memberikan solusi bagi masa depan dunia suporter sepakbola Indonesia, bersama Mayor Haristanto. Akan ditayangkan Jumat, 22 Juni 2012.

Labels: , , , , , , , , , , ,

"All that I know most surely about morality and obligations I owe to football"



(Albert Camus, 1913-1960)

Salam Kenal Dari Saya


Image hosted by Photobucket.com

Bambang Haryanto



("A lone wolf who loves to blog, to dream and to joke about his imperfect life")

Genre Baru Humor Indonesia

Komedikus Erektus : Dagelan Republik Semangkin Kacau Balau, Buku humor politik karya Bambang Haryanto, terbit 2012. Judul buku : Komedikus Erektus : Dagelan Republik Semangkin Kacau Balau! Pengarang : Bambang Haryanto. Format : 13 x 20,5 cm. ISBN : 978-602-97648-6-4. Jumlah halaman : 219. Harga : Rp 39.000,- Soft cover. Terbit : Februari 2012. Kategori : Humor Politik.

Judul buku : Komedikus Erektus : Dagelan Republik Kacau Balau ! Format: 13 x 20,5 cm. ISBN : 978-602-96413-7-0. Halaman: xxxii + 205. Harga : Rp 39.000,- Soft cover. Terbit : 24 November 2010. Kategori : Humor Politik.

Komentar Dari Pasar

  • “HAHAHA…bukumu apik tenan, mas. Oia, bukumu tak beli 8 buat gift pembicara dan doorprize :-D.” (Widiaji Indonesia, Yogyakarta, 3 Desember 2010 : 21.13.48).
  • “Mas, buku Komedikus Erektus mas Bambang ternyata dijual di TB Gramedia Bogor dgn Rp. 39.000. Saya tahu sekarang saat ngantar Gladys beli buku di Bogor. Salam. Happy. “ (Broto Happy W, Bogor : Kamis, 23/12/2010 : 16.59.35).
  • "Mas BH, klo isu yg baik tak kan mengalahkan isu jahat/korupsi spt Gayus yg dpt hadiah menginap gratis 20 th di htl prodeo.Smg Komedikus Erektus laris manis. Spt yg di Gramedia Pondok Indah Jaksel......banyak yg ngintip isinya (terlihat dari bungkus plastiknya yg mengelupas lebih dari 5 buku). Catatan dibuat 22-12-10." (Bakhuri Jamaluddin, Tangerang : Rabu, 22/12/2010 :21.30.05-via Facebook).
  • “Semoga otakku sesuai standar Sarlito agar segera tertawa ! “ (Bakhuri Jamaluddin, Tangerang : Rabu, 22/12/2010 :14.50.05).
  • “Siang ini aku mau beli buku utk kado istri yg ber-Hari Ibu, eh ketemu buku Bambang Haryanto Dagelan Rep Kacau Balau, tp baru baca hlm 203, sukses utk Anda ! (Bakhuri Jamaluddin, Tangerang : Rabu, 22/12/2010 :14.22.28).
  • “Buku Komedikus Erektusnya sdh aku terima. Keren, mantabz, smg sukses…Insya Allah, suatu saat kita bisa bersama lg di karya yang lain.” (Harris Cinnamon, Jakarta : 15 Desember 2010 : 20.26.46).
  • “Pak Bambang. Saya sudah baca bukunya: luar biasa sekali !!! Saya tidak bisa bayangkan bagaimana kelanjutannya kalau masuk ke camp humor saya ? “ (Danny Septriadi,kolektor buku humor dan kartun manca negara, Jakarta, 11 Desember 2010, 09.25, via email).
  • “Mas, walau sdh tahu berita dari email, hari ini aq beli & baca buku Komedikus Erektus d Gramedia Solo. Selamat, mas ! Turut bangga, smoga ketularan nulis buku. Thx”. (Basnendar Heriprilosadoso, Solo, 9 Desember 2010 : 15.28.41).
  • Terima Kasih Untuk Atensi Anda

    Powered by Blogger
    and Blogger Templates