Socrates, Eduardo Galiano dan Pemain Bintang
Oleh : Bambang Haryanto
Email : humorliner (at) yahoo.com
Selamat jalan, Socrates (57).
Tahun 1982 saya bersama teman kuliah di UI, Bakhuri Jamaluddin,melihatnya bermain bersama klub Corinthians di Senayan. Melawan timnas Indonesia dengan skor akhir 3-3. Termasuk aksi spektakuler Socrates yang mengumpan melalui tumitnya dan menghasilkan gol indah ke gawang Indonesia.
Eduardo Galeano, "Pram"-nya Uruguay dalam buku indah Football In Sun and Shadow (2003) menggambarkan betapa bentuk fisik pemain, sambil menyebut juga nama Socrates, bukan menjadi halangan seseorang untuk menjadi bintang.
"Puskas asal Hongaria pendek dan gempal seperti pemain Jerman Uwe Seeler. bintang Belanda Cruiff dan pemain legendaris Italia Gianni Rivera sangat kurus. Pele bertelapak kaki datar, seperti halnya Nestor Rossi yang pemain tengah tangguh asal Argentina.
Rivelino, asal Brazil, skor tes Cooper-nya paling buruk tetapi di lapangan tak ada yang mampu mengubernya. Teman senegaranya, Socrates, memiliki bentuk tubuh seperti bangau. Tulang kakinya panjang dan kecil serta mudah loyo, tetapi dialah maestro umpan dari tumitnya yang bahkan ia gunakan untuk mengeksekusi penalti."
Simpul Galeano : "Di sepakbola, keterampilan jauh lebih penting dibanding bentuk tubuh, dan pada banyak kasus keterampilan itu menjadi seni yang mampu mengubah keterbatasan menjadi keunggulan."
Selamat jalan, Sang Burung Bangau.
Pencinta sepakbola indah akan selalu mengenangmu.
Wonogiri, 6/12/2011
Labels: bakhuri jamaluddin, bambang haryanto, brazil, corinthians, eduardo galiano, keterampilan pemain, meninggal dunia 57 tahun, socrates