PSSI, Sanksi FIFA dan Revolusi Mengubah Dunia
Oleh : Bambang Haryanto
Email : humorliner (at) yahoo.com

Itulah tajuk berita dari situs Inilah.com yang merupakan pernyataan dari Ketua Umum PSSI, Nurdin Halid (1/3/2011).
Di tengah goncangan publik sepakbola Indonesia yang hendak menghendaki dirinya lengser dari singgasana PSSI, ucapannya itu sepertinya bernada heroik. Nasionalistis. Cerminan sikap patriotis.
Tetapi bila Anda mampu mengingat kinerja dirinya selama ini, kiranya memperoleh sanksi dari FIFA atau pun tidak, sepakbola Indonesia tetaplah terancam berstatus paria apabila tetap di bawah kepemimpinannya.
Status paria itu tidak hanya di tingkat Asia, apalagi dunia. Di tingkat Asia Tenggara pun, seperti di Piala AFF 2010 yang lalu, kita tidak pernah memperoleh posisi terhormat.
Mengapa ?
Hampir 4 tahun lalu, saya menulis di blog saya ini betapa senyatanya PSSI itu alergi terhadap pertandingan internasional. PSSI pimpinan Nurdin Halid lebih bergairah mengutak-utik sepak bola domestik, karena di sanalah uang besar itu berada.
Terkait hal satu ini saya ingat lelucon Yahudi tentang seseorang penjudi yang selalu menang dalam berjudi kartu. Tetapi selalu kalah dalam taruhan pacuan kuda. Mengapa selalu kalah dalam judi pacuan kuda ? Karena kuda-kuda pacuan itu tidak bisa dikocoknya !
Nurdin Halid dan rejimnya jelas tidak mampu “mengocok” hasil-hasil pertandingan tim kita di ajang internasional. Tetapi untuk sepak bola domestik, ia mampu melakukannya.
Ia pernah bilang dengan bangga bahwa kompetisi di Indonesia merupakan yang terbesar di dunia, baik dalam jumlah klub mau pun luas wilayahnya. Itulah proklamasi pengesahan betapa Nurdin cenderung memilih menjadi katak dalam tempurung. Atau burung dalam sangkar yang berpikiran bahwa cat biru atap sangkarnya sebagai langit jagat rayanya.
Itulah dunia nyata Nurdin Halid kini.
Itulah pula dunia bisnisnya, PSSI Nurdin Halid Inc., yang dipertahankan sekuatnya dengan setia bersama kroni pendukungnya.
Sebagaimana seperti simpul Indonesian Corruption Watch, bahwa PSSI Hancur Ketika Dipimpin Narapidana Korupsi, maka lebih baik bila PSSI diberi sanksi oleh FIFA.
Asal dengan imbalan : Nurdin Halid dan kroni-kroninya terdepak dari kursi singgasana empuk PSSI yang mereka kangkangi selama ini.
“You say you want a revolution.
Well you know ; we all want to change the world.”
Semoga potongan lirik lagu “Revolution” (1968) dari The Beatles itu mampu menjadi salah satu pemompa semangat segenap pemangku kepentingan dunia sepakbola Indonesia yang kini melakukan revolusi.
Memenuhi panggilan sejarah.
Ketika Anda semua kini sedang mengubah dunia !
Wonogiri, 1/3/2011
Labels: bambang haryanto, fifa, koruppssi, koruptor sepakbola, nurdin halid, pasoepati, pssi, revolusi pssi, sanksi fifa, suporter indonesia
No comment