The Power of Dreams Award 2002 dan Impian Yang Belum Tercapai
Oleh : Bambang Haryanto
Email : humorliner (at) yahoo.com
6 April 2002
Saya dipuji Ibu Mien Uno.
8 April 2002
Saya dimarahi Ibu Mien Uno.
“Rasa percaya diri Anda besar sekali,”
kata beliau pada tanggal 6 April 2002.
Disamping beliau saat itu ada Arswendo Atmowiloto, Riri Riza, Susi Susanti, Satoshi Okamoto dan Kusnadi Budiman, keduanya pimpinan PT Honda Prospect Motor. Keenam tokoh itu adalah para juri Honda The Power of Dreams Contest 2002. Pada kelompok saya, kategori umum, terdapat enam finalis. Akan dipilih dua orang sebagai pemenangnya.
Tanggal 8 April 2002 adalah saat pengumuman pemenang. Kempinsky Hotel, Jakarta. Sebelum acara dimulai saya minta tanda tangan Arswendo dan Ibu Mien Uno untuk buku-buku mereka.
Riri Riza saya minta tanda tangan untuk buku skenario filmnya, Ada Apa Dengan Cinta ? Satoshi Okamoto menulis huruf kanji di kanvas kecil. Makna tulisannya : “Semua kawan.”
Saya kaget ketika Ibu Mien Uno meminta kartu nama saya. Saya hanya bawa kartu polos seukuran kartu nama, lalu saya tulis data saya pakai pena. Beliau agak “marah” dan meminta lain kali saya memiliki business card, kartu nama. Saya yang ikut lomba hanya sebagai suporter sepakbola, masa harus memiliki kartu nama segala ?
”Baiklah, Ibu Mien, nasehat ibu saya indahkan.” Memiliki kartu nama adalah salah satu cara untuk menghormati kenalan baru. Saya sekarang kemana-mana membawa kartu nama. Juga tahu cara bagaimana cara memberikannya secara professional.
Sebelas tahun lalu itu saya ikut memenangkan award dari Honda tersebut. Tanggal 29 Juli 2002, profil 6 pemenang ditayangkan di TransTV. Sebelumnya, ya syuting di Wonogiri dan juga di Stadion Manahan Solo, di tengah ribuan Pasoepati.
Tetapi impian saya tentang suporter sepakbola Indonesia yang kreatif, atraktif dan tidak destruktif, belum menjadi kenyataan.
Wonogiri, 8 April 2013
Email : humorliner (at) yahoo.com
6 April 2002
Saya dipuji Ibu Mien Uno.
8 April 2002
Saya dimarahi Ibu Mien Uno.
“Rasa percaya diri Anda besar sekali,”
kata beliau pada tanggal 6 April 2002.
Disamping beliau saat itu ada Arswendo Atmowiloto, Riri Riza, Susi Susanti, Satoshi Okamoto dan Kusnadi Budiman, keduanya pimpinan PT Honda Prospect Motor. Keenam tokoh itu adalah para juri Honda The Power of Dreams Contest 2002. Pada kelompok saya, kategori umum, terdapat enam finalis. Akan dipilih dua orang sebagai pemenangnya.
Tanggal 8 April 2002 adalah saat pengumuman pemenang. Kempinsky Hotel, Jakarta. Sebelum acara dimulai saya minta tanda tangan Arswendo dan Ibu Mien Uno untuk buku-buku mereka.
Riri Riza saya minta tanda tangan untuk buku skenario filmnya, Ada Apa Dengan Cinta ? Satoshi Okamoto menulis huruf kanji di kanvas kecil. Makna tulisannya : “Semua kawan.”
Saya kaget ketika Ibu Mien Uno meminta kartu nama saya. Saya hanya bawa kartu polos seukuran kartu nama, lalu saya tulis data saya pakai pena. Beliau agak “marah” dan meminta lain kali saya memiliki business card, kartu nama. Saya yang ikut lomba hanya sebagai suporter sepakbola, masa harus memiliki kartu nama segala ?
”Baiklah, Ibu Mien, nasehat ibu saya indahkan.” Memiliki kartu nama adalah salah satu cara untuk menghormati kenalan baru. Saya sekarang kemana-mana membawa kartu nama. Juga tahu cara bagaimana cara memberikannya secara professional.
Sebelas tahun lalu itu saya ikut memenangkan award dari Honda tersebut. Tanggal 29 Juli 2002, profil 6 pemenang ditayangkan di TransTV. Sebelumnya, ya syuting di Wonogiri dan juga di Stadion Manahan Solo, di tengah ribuan Pasoepati.
Tetapi impian saya tentang suporter sepakbola Indonesia yang kreatif, atraktif dan tidak destruktif, belum menjadi kenyataan.
Wonogiri, 8 April 2013
Labels: bambang haryanto, mien uno, pasoepati, pemenang honda the power of dreams contest 2002, suporter kreatif