Wonogiri, 15 Agustus 2003
Kepada Yth.
Bapak Direktur Eksekutif The Amien Rais Center
Di Jakarta
Dengan hormat,
Bapak Amien Rais sebagai suporter PSS Yogyakarta adalah satu-satunya calon presiden yang aktif berbicara tentang sepakbola Indonesia. Merujuk hal itu, saya sebagai simpatisan PAN dan suporter sepakbola Pasoepati dari Solo yang tergiur misi The Amien Rais Center (ARC) yang seperti kata Alvin Lie (Jawa Pos, 26/2/2003) sebagai lembaga untuk mengaktualisasikan berbagai program demi kesejahteraan rakyat, bersama ini saya ingin mengajukan gagasan revolusioner untuk pabrik ide dan think tank-nya PAN ini.
Saya saat ini menjabat sebagai Sekjen Asosiasi Suporter Sepakbola Indonesia (ASSI) dan menulis naskah buku Hari-Hari Sepakbola Indonesia Mati. Sebagai sarana elegan berkampanye, demi upaya merangkul ribuan suporter sepakbola Indonesia, beranikah ARC menerbitkan buku saya tersebut ? Apalagi, bila buku itu bisa terbit awal Oktober 2003, maka buku tersebut bisa nimbrung dan mewarnai atmosfir berlangsungnya Konggres PSSI saat itu. Buku itu pun dapat dijual di arena konggres PSSI tersebut yang dihadiri wakil-wakil dari Komda PSSI dari seluruh Indonesia. Apalagi, liputan pers pasti sangat gencar dan intensif menyoroti konggres organisasi olahraga yang paling banyak penggemarnya itu. Bukankah momen "panas" ini bisa menjadi arena ampuh mengkampanyekan sosok dan visi Pak Amien sebagai Capres tentang masa depan sepakbola Indonesia untuk komunitas inti sepakbola Indonesia secara tepat sasaran ?
Dalam buku saya ini memang ada artikel menyangkut Pak Amien Rais. Yaitu tentang peristiwa di tahun 1998, saat saya menyerahkan kaos pemain bola dengan punggung tertulis '10" dan "AMIEN RAIS" untuk Pak Amien di Acara Tablig Akbar di Masjid Besar Solo, tetapi juga ada kritik saya atas pendapat Pak Amien bahwa Indonesia akan ikut Piala Dunia 2006. Semoga satu kritik ini bukan hal yang mengganggu. Sebab di buku tersebut Pak Amien dan ARC masih terbuka luas peluang berkampanye secara cerdas, elegan, nalar dan halus, dengan menulis kata pengantar dalam buku ini. Lewat tulisan itu, saya yakin, Pak Amien sebagai Capres diharapkan dapat membeberkan visi gemilang tentang sepakbola Indonesia masa depan, dan mencantol ke dalam benak, diterima ribuan pembaca warga komunitas sepakbola Indonesia dengan resistensi minimal.
Beranikah ARC menyambar secara cepat sodoran ide liar ini ? Proposal buku, daftar isi dan pendapat suporter Indonesia dari pelbagai kota untuk buku ini dapat Anda simak di situs weblog saya, http://suporter.blogspot.com. Mohon maaf, sebenarya surat dan proposal telah berkali-kali saya coba kirim lewat e-mail ke redaksi@m-amienrais.com, tetapi selalu mental karena kotak surat elektronik Anda over-quota. Saya menunggu nasehat dan kontak lanjutan segera dari Anda. Terima kasih untuk atensi Bapak.
Hormat saya,
Bambang Haryanto
E-mail:
humorline (at) hotmail.com,
humorline (at) plasa.com
Kepada Yth.
Bapak Direktur Eksekutif The Amien Rais Center
Di Jakarta
Dengan hormat,
Bapak Amien Rais sebagai suporter PSS Yogyakarta adalah satu-satunya calon presiden yang aktif berbicara tentang sepakbola Indonesia. Merujuk hal itu, saya sebagai simpatisan PAN dan suporter sepakbola Pasoepati dari Solo yang tergiur misi The Amien Rais Center (ARC) yang seperti kata Alvin Lie (Jawa Pos, 26/2/2003) sebagai lembaga untuk mengaktualisasikan berbagai program demi kesejahteraan rakyat, bersama ini saya ingin mengajukan gagasan revolusioner untuk pabrik ide dan think tank-nya PAN ini.
Saya saat ini menjabat sebagai Sekjen Asosiasi Suporter Sepakbola Indonesia (ASSI) dan menulis naskah buku Hari-Hari Sepakbola Indonesia Mati. Sebagai sarana elegan berkampanye, demi upaya merangkul ribuan suporter sepakbola Indonesia, beranikah ARC menerbitkan buku saya tersebut ? Apalagi, bila buku itu bisa terbit awal Oktober 2003, maka buku tersebut bisa nimbrung dan mewarnai atmosfir berlangsungnya Konggres PSSI saat itu. Buku itu pun dapat dijual di arena konggres PSSI tersebut yang dihadiri wakil-wakil dari Komda PSSI dari seluruh Indonesia. Apalagi, liputan pers pasti sangat gencar dan intensif menyoroti konggres organisasi olahraga yang paling banyak penggemarnya itu. Bukankah momen "panas" ini bisa menjadi arena ampuh mengkampanyekan sosok dan visi Pak Amien sebagai Capres tentang masa depan sepakbola Indonesia untuk komunitas inti sepakbola Indonesia secara tepat sasaran ?
Dalam buku saya ini memang ada artikel menyangkut Pak Amien Rais. Yaitu tentang peristiwa di tahun 1998, saat saya menyerahkan kaos pemain bola dengan punggung tertulis '10" dan "AMIEN RAIS" untuk Pak Amien di Acara Tablig Akbar di Masjid Besar Solo, tetapi juga ada kritik saya atas pendapat Pak Amien bahwa Indonesia akan ikut Piala Dunia 2006. Semoga satu kritik ini bukan hal yang mengganggu. Sebab di buku tersebut Pak Amien dan ARC masih terbuka luas peluang berkampanye secara cerdas, elegan, nalar dan halus, dengan menulis kata pengantar dalam buku ini. Lewat tulisan itu, saya yakin, Pak Amien sebagai Capres diharapkan dapat membeberkan visi gemilang tentang sepakbola Indonesia masa depan, dan mencantol ke dalam benak, diterima ribuan pembaca warga komunitas sepakbola Indonesia dengan resistensi minimal.
Beranikah ARC menyambar secara cepat sodoran ide liar ini ? Proposal buku, daftar isi dan pendapat suporter Indonesia dari pelbagai kota untuk buku ini dapat Anda simak di situs weblog saya, http://suporter.blogspot.com. Mohon maaf, sebenarya surat dan proposal telah berkali-kali saya coba kirim lewat e-mail ke redaksi@m-amienrais.com, tetapi selalu mental karena kotak surat elektronik Anda over-quota. Saya menunggu nasehat dan kontak lanjutan segera dari Anda. Terima kasih untuk atensi Bapak.
Hormat saya,
Bambang Haryanto
E-mail:
humorline (at) hotmail.com,
humorline (at) plasa.com