« Home | Kabar Baik : Sepakbola Indonesia Mati di SoloOleh ... » | Korupsi, Sepakbola dan Suporter IndonesiaCatatan 9... » | MU vs Timnas : Pembantaian di SenayanOleh : Bamban... » | Stuart Bruce, Nurdin Halid, Sepakbola IndonesiaOle... » | Media Sosial dan Masa Depan BOLAOleh : Bambang Har... » | Bakrie Brothers dan Efek Domino Sepakbola Indonesi... » | The Bright Side of Soccer BloggerOleh : Bambang Ha... » | Sewindu Ikrar Hari Suporter Nasional 12 Juli (2000... » | Anti Pensiun Bagi Suporter SepakbolaOleh : Bambang... » | Sepakbola Indonesia : Hanya Untuk Bisnis dan Bukan... » 

Tuesday, November 03, 2009 

KPK, You’ll Never Walk Alone !




Oleh : Bambang Haryanto
Email : humorliner (at) yahoo.com


Duka di Dortmund. “Menyusul gol kedua terjadi, sebagai hantaman mematikan di ujung 120 menit pertandingan yang memerah tenaga dan dramatis, sebagian besar pemain Jerman menjatuhkan diri ke tanah dan menangis seperti anak-anak.

Tinggal kemudian para suporter, yang berlaku membanggakan, menyisihkan rasa pedihnya akibat kekalahan dan menghibur para pemain dengan koor “Deutshland” sambil berdiri dalam memberikan penghormatan.

Momen mengharukan itu berlanjut, ketika ribuan suporter berpadu menjadi satu menyanyikan "You’ll never walk alone" tatkala para pemain mengucapkan terima kasih atas dukungan mereka selama turnamen. Gaya segar dan atraktif yang disuguhkan (pelatih) Klinsmann menandai suatu kemajuan besar dalam sepakbola Jerman, tetapi hal tersebut tetap saja bukan penghibur bagi siapa saja yang mengisi malam itu dengan derai airmata.”

Laporan pandangan mata dari Sport1.de yang dikutip situs FIFA.com (5/7/2006) itu seolah terngiang kembali hari ini. Saya sebagai fans tim Jerman sejak tahun 1972, kekalahannya sebagai tuan rumah melawan Italia di Piala Dunia 2006, sungguh menyesakkan. ”Chin up, lads ! Italy were (still) just too good for us.", seru majalah Bild, yang berusaha membesarkan hati. Jerman memang kalah, tetapi tetap dengan kepala tegak. Kini hati saya bersama mereka, menjelang Piala Dunia 2010 mendatang !


Lagu “You’ll never walk alone” selama ini dikenal sebagai lagu kebanggaan tim Liverpool dari Inggris. Pada bulan September 2002, di toko buku QB Jl. Sunda, Jakarta Pusat, melalui buku The Lyric Book saya sengaja mencatat lirik lagu yang diciptakan oleh Oscar Hammerstein II pada tahun 1945 tersebut.

When you walk through a storm
hold your head up high
And don’t be afraid of the dark
At the end of the storm is a golden sky
And the sweet silver song of lark

Lirik inspiratif yang menyuntikkan ketegaran ketika kita sedang diterjang persoalan berat dalam kehidupan. Saat itu saya juga mencatat lirik “Bless The Beasts And Children” (Carpenters, 1971), “We’ve Only Just Begun” (Carpenters, 1970), “A Dream Is A Wish Your Heart Makes” (dari film Cinderella-nya Disney, 1948), “Misty” (Johnny Mathis, 1955), sampai “You’ve Got a Friend” (James Taylor, Carole King, 1973).

Juga “A Time For Us” (Andy Williams, 1968), yang menjadi lagu tema film Romeo & Juliet, adaptasi naskah dramanya Shakespeare, yang digarap oleh sutradara Franco Zeffireli (1968).

KPK

Kaos Kita Dukung KPK. Judul lagu inspiratif itu tiba-tiba muncul dalam poster atau logo “plesetan” KPK yang unik (foto di atas). Kebodohan saya adalah, saat itu saya tidak sempat mencatat data sahabat seaspirasi yang mencipta dan sekaligus memajang logo tersebut di Facebook.

Logo tersebut saya temukan hari ini (2/11/2009), sekitar jam 10-an, ketika saya berbulat hati untuk ikut berbaris dalam akun cause, perjuangan, di situs jejaring sosial Facebook. Saya merasa punya makna sebagai warga negara ketika terjun di tengah gelegak gerakan moral di dunia maya yang bertujuan menghimpun satu juta dukungan bagi perjuangan dua ketua KPK nonaktif, Bibit Samad Rianto dan Chandra M. Hamzah dalam memperoleh keadilan.

Demo di dunia maya itu merupakan buah pikir yang jenial dari Usman Yasin, dosen Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Jambi yang juga mahasiswa program doktor di Institut Pertanian Bogor.

Sebelumnya, dalam menyikapi kemelut KPK vs Polri itu saya telah menulis di blog saya, The Funny Business, sebuah fake news a la Andy Borowitz. Saya ceritakan bahwa asal muasal ricuh itu dipicu oleh keberadaan telepon genggam cerdas baru Breakberry buatan Cayman Island.

Selebihnya, saya bangga bisa masuk dalam barisan cause di Facebook itu, walau mungkin saya berada pada nomor sekitar 321.380. Tak apa. Malamnya, sekitar jam 21-an, dukungan itu sudah mencapai angka 423 ribuan. Angka pertumbuhan dukungan yang menakjubkan itu yang akhirnya membuat saya kesulitan untuk menemukan kembali data sahabat seaspirasi di Facebook yang telah memajang logo “plesetan” KPK yang kreatif itu.

Baiklah. Pemajangan logo ciptaannya di blog ini sebagai apresiasi atas ide kreatifnya tersebut. Juga sebagai permintaan ijin secara terbuka, karena berpatungan bersama teman-teman sebarisan, logo unik itu kini saya coba dicetak di kaos, sebagai sarana kampanye mendukung perjuangan KPK. Juga saya pajang sebagai banner di pelbagai blog saya.


Tabungan yang terkuras. Kita tahu, betapa kontroversi penyebutan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) oleh oknum petinggi Polri sebagai cicak, sementara institusinya sendiri ia umpamakan sebagai buaya, telah membangkitkan tuntutan rasa keadilan pada masyarakat luas. Manifestasinya, rakyat yang merasa rasa keadilannya terkoyak bersepakat bangkit berdiri dan bahu-membahu untuk membela KPK.

Polri saat ini benar-benar telah melakukan blunder yang seolah tidak termaaafkan. Tabungan kepercayaan atau emotional bank account rakyat bagi Polri diakui sempat naik tajam saat Polri sukses membekuk teroris Noordin M Top dan kawan-kawan.

Tetapi kini tabungan kepercayaan dari rakyat itu tergerus habis, bahkan cenderung negatif, saat polisi menahan 2 pimpinan nonaktif KPK yang di mata rakyat sebagai tindakan main kuasa dan seenang-wenang.

Tentang emotional bank account itu Stephen R. Covey dalam bukunya, 7 Habits of Highly Effective People (1989) menulis : “Orang mudah memberi maaf untuk kesalahan, karena kesalahan seringkali terjadi dalam pikiran, kesalahan menjatuhkan keputusan.

Tetapi orang tidak mudah memberi maaf terhadap kesalahan yang bersumber dari hati nurani, dari niat jahat, motif-motif buruk, (sampai) usaha arogan guna menutup-nutupi kesalahannya yang pertama.”

Perseteruan sengit antara “cicak” melawan “buaya” kini terus bergulir. Sebagaimana aspirasi para pendukung tegaknya supremasi hukum dan kehidupan berdemokrasi yang sehat di Indonesia, semoga kiprah KPK tidak menjadi dikerdilkan di masa depan. Sebagai pencinta sepakbola, saya memimpikan suatu saat KPK akan juga menyasar kepada penyelenggaraan persepakbolaan di Indonesia. Guna membersihkan borok-borok budaya korupsi di dalamnya.

Saya di blog ini sungguh tidak bosan mengutip isi laporan utama majalah AsiaWeek edisi 5 Juni 1998. Majalah dengan laporan sampul tentang sepakbola itu terbit menjelang Piala Dunia 1998 di Perancis telah membeberkan secara gamblang betapa merebaknya korupsi yang menjegal sepakbola Asia Tenggara dalam beberapa dekade terakhir ini, termasuk Indonesia, untuk mampu meraih prestasi kelas dunia.

Suporter sepakbola Indonesia, sudahkah Anda bergabung dalam cause di Facebook untuk ikut pula membela KPK ? Jangan biarkan KPK berjalan sendirian dalam berjuang memberantas korupsi di negara kita ini !


Wonogiri, 2-3/11/2009

si

Labels: , , , , , , , , ,

"All that I know most surely about morality and obligations I owe to football"



(Albert Camus, 1913-1960)

Salam Kenal Dari Saya


Image hosted by Photobucket.com

Bambang Haryanto



("A lone wolf who loves to blog, to dream and to joke about his imperfect life")

Genre Baru Humor Indonesia

Komedikus Erektus : Dagelan Republik Semangkin Kacau Balau, Buku humor politik karya Bambang Haryanto, terbit 2012. Judul buku : Komedikus Erektus : Dagelan Republik Semangkin Kacau Balau! Pengarang : Bambang Haryanto. Format : 13 x 20,5 cm. ISBN : 978-602-97648-6-4. Jumlah halaman : 219. Harga : Rp 39.000,- Soft cover. Terbit : Februari 2012. Kategori : Humor Politik.

Judul buku : Komedikus Erektus : Dagelan Republik Kacau Balau ! Format: 13 x 20,5 cm. ISBN : 978-602-96413-7-0. Halaman: xxxii + 205. Harga : Rp 39.000,- Soft cover. Terbit : 24 November 2010. Kategori : Humor Politik.

Komentar Dari Pasar

  • “HAHAHA…bukumu apik tenan, mas. Oia, bukumu tak beli 8 buat gift pembicara dan doorprize :-D.” (Widiaji Indonesia, Yogyakarta, 3 Desember 2010 : 21.13.48).
  • “Mas, buku Komedikus Erektus mas Bambang ternyata dijual di TB Gramedia Bogor dgn Rp. 39.000. Saya tahu sekarang saat ngantar Gladys beli buku di Bogor. Salam. Happy. “ (Broto Happy W, Bogor : Kamis, 23/12/2010 : 16.59.35).
  • "Mas BH, klo isu yg baik tak kan mengalahkan isu jahat/korupsi spt Gayus yg dpt hadiah menginap gratis 20 th di htl prodeo.Smg Komedikus Erektus laris manis. Spt yg di Gramedia Pondok Indah Jaksel......banyak yg ngintip isinya (terlihat dari bungkus plastiknya yg mengelupas lebih dari 5 buku). Catatan dibuat 22-12-10." (Bakhuri Jamaluddin, Tangerang : Rabu, 22/12/2010 :21.30.05-via Facebook).
  • “Semoga otakku sesuai standar Sarlito agar segera tertawa ! “ (Bakhuri Jamaluddin, Tangerang : Rabu, 22/12/2010 :14.50.05).
  • “Siang ini aku mau beli buku utk kado istri yg ber-Hari Ibu, eh ketemu buku Bambang Haryanto Dagelan Rep Kacau Balau, tp baru baca hlm 203, sukses utk Anda ! (Bakhuri Jamaluddin, Tangerang : Rabu, 22/12/2010 :14.22.28).
  • “Buku Komedikus Erektusnya sdh aku terima. Keren, mantabz, smg sukses…Insya Allah, suatu saat kita bisa bersama lg di karya yang lain.” (Harris Cinnamon, Jakarta : 15 Desember 2010 : 20.26.46).
  • “Pak Bambang. Saya sudah baca bukunya: luar biasa sekali !!! Saya tidak bisa bayangkan bagaimana kelanjutannya kalau masuk ke camp humor saya ? “ (Danny Septriadi,kolektor buku humor dan kartun manca negara, Jakarta, 11 Desember 2010, 09.25, via email).
  • “Mas, walau sdh tahu berita dari email, hari ini aq beli & baca buku Komedikus Erektus d Gramedia Solo. Selamat, mas ! Turut bangga, smoga ketularan nulis buku. Thx”. (Basnendar Heriprilosadoso, Solo, 9 Desember 2010 : 15.28.41).
  • Terima Kasih Untuk Atensi Anda

    Powered by Blogger
    and Blogger Templates