Piala Dunia 2002 Korea-Jepang memunculkan sejarah ketika tim Korea Selatan mampu masuk semifinal. Di luar lapangan pun, kehadiran suporter mereka yang berjulukan Red Devil atau Setan Merah tak kalah dahsyat. Mereka mendukung timnasnya dengan dinamis dan sportif, memerahkan kota Seoul, sekaligus secara ksatria menerima kekalahan ketika Song Chong-gug dkk takluk dari tim Jerman. Sportivitas tinggi itu mereka wujudkan dengan tiadanya kerusuhan.
Para suporter tim Korea Selatan itu, konon 5.000 orang kini juga hadir di Jakarta, guna mendukung timnasnya bertanding dalam Piala Asia 2007. Tetapi dikabarkan mereka memutuskan untuk tidak datang ke Stadion Gelora Bung Karno (18/7) saat timnas mereka berlaga melawan timnas Indonesia. Mereka sengaja “menghindari” bertemu suporter Indonesia. Alasannya, tidak lain, karena mereka telah mendengar reputasi negatif dari suporter sepakbola Indonesia selama ini.
Realitas tersebut merupakan cermin, sekaligus tamparan bagi suporter sepakbola kita. Kalau sudah begini, kemana wajah kita dan citra kita yang begitu suram itu hendak kita sembunyikan ?
Bambang Haryanto
Pemegang Rekor Muri Sebagai Pencetus Hari Suporter Nasional 12 Juli
Warga Epistoholik Indonesia
Jl. Kajen Timur 72
Wonogiri 57612
humorliner@yahoo.com
==========
Labels: ancaman kerusuhan, red devil, sportivitas, suporter indonesia